Selasa, 29 Maret 2011

PUTRA-PUTRI NABI MUHAMMAD SAW

Berdasarkan saran dari sahabat bloger maka aq kembali merefresh ingatan tentang sejarah Nabiullah Muhammad Saw  yang menjadi teladan bagi umat manusia tapi sebelumnya aq jelaskan sedikit tentang pernikahan agung Nabi Muhammad saw.

Muhammad saw menikah  untuk pertama kali ketika berumur 25 tahun dengan Khadijah binti Khuwaylid. Sebelumnya hubungan mereka adalah antara seorang shaahibatul maal (pemilik modal) dan mudhaarib (manager ). Muhammad saw melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah pada tahun 595 M dengan 20 ekor unta muda sebagai maskawin, kalau di Rupiahkan berapa yah??? Itung sendiri aja dech.  Sumber lain menyebutkan ditambah dengan emas 12,5 uqiyah (ons). Jadi Muhammad saw tidaklah miskin sebagaimana banyak disebutkan orang, Muhammad saw adalah sosok yang sangat sederhana, mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu serta menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar. Kalau zaman sekarang belum ada tuh aq dengar pengusaha kaya atau milioner  melamar dengan maskawin sebanyak maskawin Muhammad saw untuk Khadijah paling hanya seperangkat alat sholat heheheheh.

Yang menjadi wali bagi Khadijah adalah pamannya ‘Amr bin sad, karena ayahnya, Khuwaylid, sudah meninggal. Sementara keluarga Muhammad Saw diwakili oleh Abbas bin Abdul Muthalib. Setelah menikah, Muhammad Saw pindah kerumah Khadijah. Ia baru menikah lagi setelah Khadijah wafat. Khadijah adalah lambang ketulusan dan tempat Muhammad Saw menemukan ketentraman dan kedamaian dari segala kegelisahan yang ditemuinya, Khadija lah yang menetramkan hati Muhammad Saw ketika beliau dalam kekhawatiran yang sangat besar saat bertemu pertama kali dengan jibril di Gua Hira’. Bahkan setelah Khadijah wafat Muhammad Saw sering menyebut nama Khadijah didepan istri-istrinya sehingga tidak jarang ‘Aisyah cemburu mendengarnya.

Dari pernikahan inilah Muhammad Saw dikaruniai putra dan putri. Perkawinannya dengan Khadijah dikaruniai dua anak laki-laki, Qasim dan Abdullah, oleh karenanya Muhammad Saw mendapat sebutan Abu Qasim dan Abdullah yang dijuluki at-Thayyib (yang baik), dan at-Thahir (yang suci). Pasangan ini juga dikaruniai 4 anak perempuan yaitu Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum, dan Fatimah.
No
Nama Putra-Putri Nabi Muhammad Saw
Ibu
Keterangan
1
Qasim
Khadijah
Meninggal ketika usianya di bawah 2 tahun
2
Zinab
Khadijah
Lahir pada tahun ke 30 dari kelahiran Rasulullah SAW.
Menikah dengan Abul’Ash bin Rabi’ (sepupu ) anak dari Halal binti Khuwaylid.
Dari perkawinannya lahir 2 anak yang diberi nama Ali dan Umamah. Ali wafat ketika menginjak dewasa.
Umamah tumbuh dewasa kemudian dipersunting Ali bin Abu Thalib, sesudah bibinya Fatimah tiada.
3
Abdullah
Khadijah
Meninggal ketika masih kanak-kanak (lebih muda dari Qasim).
Sering dipanggil Al- Thayyib dan Al-Thahir
4
Ruqayah
Khadijah
Lahir pada tahun 33 dari kelahiran Nabi
Menikah di zaman jahiliyah dengan Utbah bin Abu lahab.
Setelah cerai dengan dengan Utbah ia dinikahkan dengan Utsman bin Affan.
Ia melahirkan anak bernama Abdullah (meninggal saat berumur 6 tahun).
Wafat ketiak sedang berlangsung perang Badr (Bulan Ramadhan tahun ke 2 H)
5
Ummu Kultsum
Khadijah
DI zaman jahiliyah menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab, Ketika islam datang ia diceraikan .
Selanjutnya dinikahkan dengan Utsman bin Affan (setelah Ruqayah wafat).
Wafat pada tahun ke 5 H.
6
Fathimah
Khadijah
Lahir satu tahun sebelum kenabian.
Fatimah (usia 15 tahun) menikah dengan Ali bin Abu Thalib (21 tahun).
Dari perkawinannya tersebut Fatimah mempunyai 6 anak : 3 laki-laki (Hasan, Husein dan Muhassin) dan 3 perempuan (Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayah). Ruqayah meninggal sebelum dewasa, Muhassin meninggal ketika masih janin (keguuguran).
Wafat malam selasa tanggal 3 Ramadhan tahun ke 12 H.
7
Ibrahim
Mariyah
Al-Qitbiyah
Lahir pada bulan Dzulhijjah tahun ke 8 H.
Wafat pada tahun ke 10 H dalam usia 1 tahun 10 bulan.

PUTRA-PUTRI NABI MUHAMMAD SAW

Berdasarkan saran dari sahabat bloger maka aq kembali merefresh ingatan tentang sejarah Nabiullah Muhammad Saw  yang menjadi teladan bagi umat manusia tapi sebelumnya aq jelaskan sedikit tentang pernikahan agung Nabi Muhammad saw.
Muhammad saw menikah  untuk pertama kali ketika berumur 25 tahun dengan Khadijah binti Khuwaylid. Sebelumnya hubungan mereka adalah anatara seorang shaahibatul maal (pemilik modal) dan mudhaarib (manager ). Muhammad saw melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah pada tahun 595 M dengan 20 ekor unta muda sebagai mas kawin, kalau di Rupiahkan berapa yah??? Itung sendiri aja dech.  Sumber lain menyebutkan ditambah dengan emas 12,5 uqiyah (ons). Jadi Muhammad saw tidaklah miskin sebagaimana banyak disebutkan orang, Muhammad saw adalah sosok yang sangat sederhana , mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu serta menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar. Kalau zaman sekarang belum ada tuh aq dengar pengusaha kaya atau milioner  melamar dengan maskawin sebanyak maskawin Muhammad saw untuk Khadijah paling hanya seperangkat alat sholat heheheheh.

Kamis, 24 Maret 2011

Nabi Muhammad SAW dan Istri-istrinya

Sejarah mengenai Nabi Muhammad Saw sangat minim diketahui oleh umat islam, begitupun halnya dengan anak-anak sekolah dari jenjang sekolah dasar sampai anak kuliahan pun kurang atau bahkan tidak tahu. Saat bertanya ama mereka “siap sih istri Ahmad Dani, dan beberapa artis yang q sebut namanya mereka dengan lancarnya menyebutkan istri dari para artis. Pertanyaan berikutnya pun aku ganti “ siapa sih istri Nabi Muhammad?” yang mereka sebut  hanya Khadijah saja. jadinya tergerak tuk posting sedikit sejarah Nabi.

Muhammad Saw hanya memiliki seorang istri, Khadijah, selama lima belas tahun sebelum kerasulan dan 10 tahun sesudahnya. Dalam masa itu sama sekali tidak ada catatan yang mengatakan bahwa Muhammad Saw ingin menikah dengan perempuan lain baik ketika Khadijah masih hidup ataupun ketika ia belum menikah dengan Khadijah. Belum pernah terdengar bahwa ia termasuk orang yang mudah tergoda oleh wanita lain. Jadi aneh juga ada yang menuduh bahwa Muhammad Saw memiliki syahwat yang berlebihan  terhadap wanita sehingga mendorongnya untuk beristri banyak.

Usia 25 – 50 tahun Rasulullah  bermonogami, atau hanya mempunyai satu istri (Khadijah) selama 25 tahun, usia 51/52 sampai 63 tahun Rasulullah berpoligami. Kemudian sempat menduda sebelum kemudian menikah untuk kedua kalinya. Pada masa pernikahan yang kedua inilah beliau memiliki istri lebih dari satu atau selama lebih kurang 11-12 tahun.
Kalau memang Muhammad Saw memperturutkan syahwat, tentu dia telah beristri selain Khadijah. Apalagi kaum Quraisy bersedia mencarikan wanita untuk dinikahinya asalkan Muhammad Saw mau menghentikan dakwahnya. Selain itu, kalau memang syahwat yang mendorong beliau berpoligami, tentu akan dilakukannya di usia yang lebih muda dan kaum Quraisy akan dengan senang hati mencarikannya.


Setelah khadijah wafat, Muhammad Saw menikah dengan ‘Aisyah. Tetapi pernikahannya dengan ‘Aisyah baru disempurnakan setelah hijrah ke Madinah. Sesudah menikah dengan ‘Aisyah, Muhammad Saw menikah lagi dengan saudah binti Zam’ah, seorang janda yang suaminya pernah hijrah ke Ethiopia dan meninggal setelah kembali ke Makkah. Setelah perang badr Muhammad Saw menikah dengan Hafsah binti Umar bin khatab yang ditinggal mati suaminya Khunais.

Senin, 14 Maret 2011

setiap manusia tidak luput dari kesalahan, dan tidak satupun umat manusia bersih dari dosa terkecuali Nabi Muhammad saw. meskipun banyak dari kalangan non islam atau bahkan yang mengaku beragama islam seringkali beretorika dengan membuat suatu pertanyaan 
Benarkah Surat Abasa Teguran kepada Nabi yang Bermuka Masam?bukankah ia maksum? "
Tidak ada yang salah dengan surat ''Abasa yang mengisahkan tentang nabi Muhammad SAW bermuka masam. Juga tidak ada yang salah dengan sikap itu bagi seorang nabi Muhammad SAW. Sikap itu adalah sikap manusiawi yang tidak merusak apapun.
Sebaliknya, adanya surat ''Abasa jelas membuktikan bahwa Al-Quran itu bukan karangan nabi Muhammad SAW. Sebab secara sekilas, surat itu memang mengkritik sikap beliau yang bermuka masam terhadap seorang yang minta diajarkan tentang agama yang dibawanya.
Kalau seandainya Al-Quran itu karangan beliau, pastilah tidak akan ada ayat yang mengkritik sikap beliau. Logikanya, mana mungkin seorang pengarang buku menjelekkan diri sendiri dalam bukunya. Satu hal yang pasti adalah bahwa Al-Quran bukan karangan beliau. Dan sesungguhnya memang bukan karangan beliau, melainkan datang dari sisi Allah SWT.
Namun bermuka masam kepada Abdullah bin Ummi Maktum ra. bukan sebuah dosa. Hanya merupakan hal yang kurang layak saja. Namun alasannya juga sangat pantas, yaitu lantaran saat itu beliau SAW sedang sibuk sekali memikirkan bagaimana agar para tokoh Quraisy bisa masuk Islam. Logika sederhananya, bila para tokoh itu bisa masuk Islam, maka orang-orang kecil semacam Abdullah bin Ummi Maktum ini tentu akan mudah.
setiap manusia tidak luput dari kesalahan, dan tidak satupun umat manusia bersih dari dosa terkecuali Nabi Muhammad saw. meskipun banyak dari kalangan non islam atau bahkan yang mengaku beragama islam seringkali beretorika dengan membuat suatu pertanyaan 
Benarkah Surat Abasa Teguran kepada Nabi yang Bermuka Masam?bukankah ia maksum? "
Tidak ada yang salah dengan surat ''Abasa yang mengisahkan tentang nabi Muhammad SAW bermuka masam. Juga tidak ada yang salah dengan sikap itu bagi seorang nabi Muhammad SAW. Sikap itu adalah sikap manusiawi yang tidak merusak apapun.
Sebaliknya, adanya surat ''Abasa jelas membuktikan bahwa Al-Quran itu bukan karangan nabi Muhammad SAW. Sebab secara sekilas, surat itu memang mengkritik sikap beliau yang bermuka masam terhadap seorang yang minta diajarkan tentang agama yang dibawanya.
Kalau seandainya Al-Quran itu karangan beliau, pastilah tidak akan ada ayat yang mengkritik sikap beliau. Logikanya, mana mungkin seorang pengarang buku menjelekkan diri sendiri dalam bukunya. Satu hal yang pasti adalah bahwa Al-Quran bukan karangan beliau. Dan sesungguhnya memang bukan karangan beliau, melainkan datang dari sisi Allah SWT.
Namun bermuka masam kepada Abdullah bin Ummi Maktum ra. bukan sebuah dosa. Hanya merupakan hal yang kurang layak saja. Namun alasannya juga sangat pantas, yaitu lantaran saat itu beliau SAW sedang sibuk sekali memikirkan bagaimana agar para tokoh Quraisy bisa masuk Islam. Logika sederhananya, bila para tokoh itu bisa masuk Islam, maka orang-orang kecil semacam Abdullah bin Ummi Maktum ini tentu akan mudah.

Minggu, 06 Maret 2011

INGATKAH ANDA...!!!

Dulu beberapa tahun yang lalu, kita masih bayi mungil, yang tahunya hanya berbaring dan menangis,,, ngeya…’ ngeya…’. Minta susu lagi lagi nangis ngeya’.. ngeya…’,terus buang air lagi lagi ngeya’.. ngeya…’. Duh… merepotkan banget tuh.., namun itulah kita dahulu.

Hari – haripun kita lalui duduk dibangku Taman kanak kanak, menyanyi ,menggambar, bermain adalah kebanggaan tiada tara. Waktu terus bergulir… Setelah itu kita pun duduk dibangku SEKOLAH DASAR belajar membaca, “ I-N-I I-B-U B-U-D-I” “ M-A-M-A K-E-M-A-N-A - T-A-N-Y-A B-U-D-I - ?”. mungkin pelajaran bahasa Indonesia itu dahulu masih anda ingat sampai sekarang. itu adalah sejarah kita. sejarah yang terekam dalam kitab lauh mahfudz, sejarah yang membentuk anda sampai detik ini, sampai anda membuka blog, facebook, twittter atau apalah di internet .
Percuma kawan

Semua percuma


Kepalan tangan setinggi awan

Merah putih setengah tiang

Atau berteriak lantang di tengah jalan

Semua tak mampu merubah keadaan


Korban pun berguguran

Kita pun tak lagi heran

Yang kita bisa hanya diam

Sebab semua suara tak terdengarkan

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Semua emosi terpaksa diredam

Cuma di dalam hati meriam bisa diledakkan

Biarlah menjadi sebuah kenangan

Massa rakyat kembali menjadi korban
SELAMAT DATANG DI LINGKARAN PERADABAN, SEJUKKAN HATI DENGAN DZIKIR